SERVICE TV BATU
Service panggilan tv led dan tabung berbagai merek antara lain Samsung, LG, Polytron, Sony, Toshiba dan berbagai merek lainnya untuk wilayah Batu, Junrejo, Bumiaji, dan Pujon, teknisi berpengalaman, sopan, ramah dan murah informasi, silahkan segera pilih teknisi di sini untuk berkonsultasi terlebih dahulu atau langsung untuk mendapatkan layanan perbaikan agar tv anda tidak berlama-lama rusak atau bahkan bertambah rusaknya, atau anda ingin membaca salah satu cerita nyata teknisi tv kami ketika melakukan perbaikan tv led di Batu.
Ini adalah kisah teknisi yang memberikan solusi permasalahan kerusakan tv tanpa memperbaiki tv, namun memberikan hasil yang sangat menguntungkan konsumen karerna konsumen terhindar dari biaya perbaikan yang sangat tinggi dengan garansi hanya 1 bulan, dengan solusi yang diberikan oleh teknisi konsumen bisa mendapatkan garansi 1 tahun dengan mengeluarkan biaya jauh di bawahnya, bagaimana mungkin hal itu terjadi, mari kita simak kisah sesungguhnya.
Suatu malam saya mendapatkan panggilan service dari seorang konsumen yang ada di jalan Wukir Temas kecamatan Batu meminta tolong untuk memperbaiki TV LCD nya merek Samsung ukuran 32 inch dengan keluhan gambar tidak tampil namun suara ada, kondisi tv bisa di hidup mati kan baik melalui tombol maupun remote dan channel tv bisa di ganti-ganti, tv bisa dibilang normal hanya minus gambar tidak tampil.
Kerusakan Backlight atau Inverter
Sebagai prosedur standar untuk mendapatkan informasi yang bisa digunakan sebagai acuan untuk perbaikan nantinya saya pun menanyakan beberapa hal di antaranya apakah ada gambar samar-samar pada layar / panel tv ketika di beri cahaya ke dakat permukaan layar yang mana hal ini untuk mengetahui apakah hilangnya gambar disebabkan oleh kerusakan backlight atau bukan, jika ditemukan gambar samar-samar maka kerusakan bisa dipastikan dari neon backlightnya atau dari inverternya.
Kerusakan Panel, T Con atau Mainboard
Namun jika tidak didapatkan gambar ketika diberi cahaya dekat permukaan layar maka kerusakan bisa terjadi panel LCD, T Con atau pada mainboard, yang sering terjadi jika tidak tampil gambar samar-samar kerusakannya terletak pada panel LCD, dan kerusakan selanjutnya yang sering terjadi adalah pada t con, kalau kerusakan mainboard sangat jarang dengan kasus suara ada gambar hilang.
Konsumen Meminta Teknisi Datang Langsung
Ketika saya meminta konsumen untuk mengecek ada tidaknya gambar samar-samar pada layarnya dengan cara yang saya ajarkan melalau call WA konsumen tersebut menyampaikan tidak bisa dan tidak paham, padahal apa yang saya sampaikan sudah sangat jelas, sebetulnya perrmintaan saya semata-mata untuk memberikan kenyamanan lebih kepada konsumen, karena dengan melakukan hal tersebut bisa didapatkan keuntungan bagi konsumen dan teknisi, antara lain :
- Konsumen bisa mengetahui prakiraan kerusakan dan biaya perbaikan sebelum teknisi datang, sehingga konsumen bisa melanjutkan memanggil teknisi dengan keadaan nyaman atau bisa membatalkan tanpa biaya chekup jika dirasa biaya perbaikan cukup mahal.
- Pekerjaan akan selesai lebih cepat jika teknisi mengetahui letak kerusakannya karena bisa membawa part yang diduga rusak, tidak diperlukan lagi waktu dan transport untuk bolak-balik mengambil/mencari komponen.
namun rupanya konsumen menginginkan teknisi datang langsung saja untuk mengeceknya, saya pun mengiyakan apa yang diharapkan oleh konsumen.
Esok paginya jam 9 saya kirim untuk melakukan perbaikan, sesampainya di rumah konsumen dan sedikit mengobrol dengan konsumen teknisipun segera melakukan pengecekan awal dengan menghidupkan tv, beberapa saat tv hidup melalui remote terdengar suara siaran di tv namun gambar tidak tapil, teknisipun mengambil HP dan menyalakan lampu camera HP nya untuk mengamati ada tidaknya gambar, dari hasil pengecekan tersebut tidak ada gambar samar-samar pada panel, teknisi menyimpulkan sementara kerusakan ada pada panel atau T Con, untuk mengetahuinya secara pasti teknisi harus membuka tv.
TV dalam keadaan terbuka dan hidup dengan ada suara normal juga terlihat lampu backlight hidup, teknisi mulai melakukan pengecekan di tiap titik cek baik di T Con, mainboard maupun power supplay, dari hasil pengukuran tegangan semuanya menunjukkan nilai-nilai yang normal, koponen-komponen pun secara fisik terlihat bagus, teknisi melanjutkan pengecekan suhu komponen-komponen penting, beberapa lama tv dihidupkan kira-kira 10 menit, tidak ada tanda-tanda suhu komponen yang berlebih atau tidak normal, semua suhu komponen dinilai sama dengan suhu-suhu tv normal, akhirnya teknisi menyimpulkan bahwa dari pengecekan-pengecekan tersebit panel / layar yang rusak.
Harga Layar lebih Mahal dariada TV baru
Setelah melakukan pengecekan tanpa solder-menyolder, teknisi merapikan kembali tv kepada keadaan semula dan melaporkan kepada konsumen bahwa kerusakan terdapat pada layar TV, konsumen menanyakan berapa biaya perbaikan TV nya kalau ganti layar, maka teknisi mencari informasi ke Samsung service center, dan didapatkan informasi bahwa harga panel LCD 32 inch 3 jutaan belum termasuk ongkos pasang.
Konsumen Bersedia Ganti Panel
Teknisipun menyampaikan kepada konsumen bahwa harga layar 3 jutaan dan perkiraan biaya bisa mencapai 3.5 juta, tak terduga konsumen mau dengan biaya sebesar itu padahal teknisi menduga konsumen tidak akan mau dengan biaya tersebut karena harga TV LED baru saat itu sekitar 2.7 juta saja.
Teknisi memaklumi jika konsumen mau dengan biaya tersebut, mungkin karena konsumen waktu itu beli TV nya mahal harganya yaitu kisaran 4.5jt sd 5jt lebih dan konsumen tidak tahu jika harga TV LED saat itu sudah murah yaitu kisaran 2.7 juta untuk merek yang sama, atau konsumen merasa sayang kalau tv nya yang dibeli dengan harga mahal dibuang begitu saja.
Konsumen masih tetap pada pendiriannya untuk tetap mengganti panel walau sudah diinformasikan bahwa harga tv baru cuma 2.7 juta dan dapat garansi 1 tahun, sementara penggantian part 3.5jt dan garansi hanya 1 bulan. Semua orang tentu akan merasa sayang kalau tv yang dulu belinya sangat mahal dibuang begitu saja, namun menurut hitungan tidak bisa begitu, teknologi terus berkembang maju dan pesat, konsumsi daya dan harga menjadi perhatian produsen untuk mendapatkan kosumsi daya yang serendah-rendahnya dan harga semurah-murahnya, jika seseorang tidak bisa mengalahkan emosinya sehingga sayang untuk mengganti tv dengan yang baru yang lerbih murah dari harga partnya maka ia akan menanggung biaya yang lebih mahal, ia harus rela dan legowo mengatakan goodbye pada tv lama dan mengatakan welcome pada tv baru.
Akhirnya Konsumen Sadar
Teknisi saya akhirnya mengiyakan untuk mengganti panel dengan biaya 3.5 juta, dan diberi uang sebesar itu, namun teknisi saya masih tidak tega kepada konsumen, akhirnya teknisi saya bilang bahwa dentgan uang sebesar itu ibu tersebut akan diberi TV baru yang sama persis dengan TV yang lama yaitu Samsung LCD dengan garansi 1 tahun dan TV lama bisa dibawah pulang, dan konsumen itupun akhirnya mau, teknisi tidak berhenti sampai di situ, teknisi menawarkan lagi bagaimananjika ibu tersebut diberi tv yang lebih bagus, lebih hemat listrik dan gambar lebih bagus dan tv yang lama masih bisa dimiliki oleh ibu tersebuit, akhirnya konsumen tersebut mau dan lebih senang, dan uang 3.5 juta itu kelebihan banyak untuk mendapatkan pilihan yang terakhir.
Akhirnya teknisi mengembalikan uang 3.5 juta karena konsumen sudah move on dari tv lamanya dan menginformasikan bahwea dengan uang 5. Juta bisa mendapatkan TV LED 40 inch dengan daya listrik lebih kecil daripada TV LCD 32 inch.
Teknisi Biasa
Teknisi saya bukan tidak mau uang sehingga menolak pekerjaan yang menguntungkan yang sudah ada di depan mata dengan biaya yang sudah dibayar penuh oleh konsumen, teknisi saya juga bukan teknis yang idealis, hanya saja teknisi saya sejak awal memulai karir ditanamkan untuk bisa mengambil keputusan yang profesional dan benar, dalam kasus ini mengganti komponen yang harganya lebih mahal daripada tv baru dan kosumsi daya yang lebih tinggi daripada tv baru merupakankeputusan yang salah dan seorang profeional tidak akan mau membuat sebuah keputusan yang salah karena sekali mengambil keputusan yang salah dia akan kehilangan sifat keprofesionalanya. Sifat profesional itu mahal harganya, banyak orang sekolah tinggi-tinggi dan mahal-mahal hanya untuk mendapatkan keprofesionalan, maka tidak ada alasan untuk menerima pekerjaan itu jika akan mengikis keprofeonalanya walaupun pekerjaan itu menguntungkan.